Oleh: Rovicky | Agustus 2, 2007

Memberantas korupsi itu dari atas atau dari bawah ?


Hmmm aku kok berbeda melihat korupsi dengan Pak Mantan Komandan Puspom ini ya.

Mantan Komandan Puspom TNI, Mayjen (Purn) Syamsu Djalal mengatakan, pemberantasan korupsi akan lebih efektif di Indonesia jika “perang melawan korupsi” dilaksanakan sistematis dan pemberantasannya dimulai dari atas terlebih dahulu, baru kemudian ke bawah.

Coba kita tengok kalau program itu dijalankan. Memberantas koruptor dari atas hanya akan menambah koruptor-koruptor kecil dibawahnya. Coba bayangkan kalau seseorang mengejar koruptor kelas satu trilliun. Lah kalau petugas yang mengejar gajinya cuman sepuluh juta trus di sogok seratus juta saja sudah diem, koruptornya sudah aman 😉 . Mungkin Bossnya disumpel pakai semilyar juga anteng. Kalau penyelidik ini masih ngeyel, maka akan dikasi sertatus milyar-pun si koruptor masih untung. Bahkan sekarang koruptor berani mendapatkan 20-30 % saja dari total uang yg dikorupsi.

Agak sedikit aneh kalau aku mengamati pemberantasan rasuah (korupsi) yang ada di Malaysia sini. Koruptor kelas kakap itu suangat jarang masuk pengadilan, tetapi koruptor kelas teri dan kelas kembung (sorry penggemar ikan kembung ni), koruptor kelas rendah di Malaysia ini yang sering masuk pengadilan. Koruptor kelas kakap dan kelas dumbo seringkali malah lolos (eh diluluskan). Seorang kawan dari Malaysia ketika aku tanya soal ini menjawab enteng Kalau sudah menjadi koruptor kakap macem tu digunakan saja ilmunya, tapi untuk melawan negara lain !“. Blaik !!!

Bagaimanapun koruptor itu tidak ujug-ujug menduduki ranking koruptor kelas kakap atau bahkan kelas paus. Mereka dulunya juga korupsi tingkat kecil-kecilan. bentuk dan macamnya juga beragam. Ada yang dimulai dengan sekedar membawa pensil dan bolpoint kerumah untuk anaknya yang merengek. Memang bener harga pensil serta kertas untuk fotokopi KTP tidak seberapa. Bahkan mungkin saja kantor tempat anda bekerja tidak peduli. Iya kan ? Lah wong proses kantor mengatakan harga anda sejam itu puluhan atau bahkan ratusan ribu. Ketimbang anda meninggalkan bekerja untuk mebeli pensil, maka kantor “memperbolehkan” anda membawa pensil kantor. Seolah-olah proses anda membeli pensil atau memfotokopi KTP itu sebuah kerugian bagi kantor. Namun secara keseluruhan proses yang dianggap menguntungkan ini “berkembang” menjadi proses yang merugikan secara aggregat. Kebiasaan awal mungkin membawa pensil, lama-lama dengan argumen yang sama akan membawa barang-barang lain.

😦 “Ah masak gitu to dhe ? Cuman pinsil aja looh. Yang lain bawa meja kursi, Pak Dhe”
😀 “Hush, ya memang seperti itu perkembangan munculnya corrupt di dalam proses komputer. Coba kau tengok directory temp dalam PC-mu. Kalau ngga pernah dibersihkan lama-lama menghambat jalannya PC, apalagi kalau memori sudah terbatas”

Contohterbentuknya corrupted file dalam PC sakjane juga sama dengan korupsi. Dimana proses munculnya memang akibat keterbatasan. Kalau di proses kantor tadi karena menghindari karyawan yang pergi keluar karena mau memfotokopi KTP sebelum pulang kerja, maka dalam proses di PC temp file diperlukan dalam proses menjalankan software, coba tengok .tmp yang jadi taek-nya ms word.

Munculnya .tmp file dalam PC juga bisa dianggap sampahnya menjalankan proses software. Itulah sebabnya saya menyebutkan bahwa korupsi itu bisa saja dianggap sebagai sampah yang tak terhindarkan dalam proses.

Kembali ke proses pemberantasan korupsi. Maka memberantas koruptor kelas kakap atau kelas hiu dan paus malah akan menyebabkan munculnya koruptor kelas teri yg mungkin bisa berevolusi menjadi kelas kakap nantinya. Namun kalau mau bertujuan jangka panjang dan menyadari bahwa korupsi ngga mungkin habis sampai nol, maka memberantas korupsi dari bawah akan menghambat laju evolusi koruptor teri menjadi hiu. Ketika masih jadi teri-teri inilah mudah di pithes seperti mithes semut kecil. Kalau sudah jadi hiu ya wis biarken saja, wong mereka itu sudah berbahaya, je.


Tanggapan

  1. Susah Bosss!!! korupsi di brantas….

  2. korupsi itu seperti noise pada sebuah sinyal pak. maksud saya, korupsi sulit untuk dihilangkan tetapi bisa untuk direduksi. reduksi-nya ya pake filter.. hehe.. :ngaco mode on:

  3. korupsi…memang susah di brantas lha …wong itu tugas pemerinta bersama para staffnya dong….bagaimana mengatasinya dan mensejahterakan rakyatnya.

  4. saya nggak sepakat dengan pendapat bapak, koruptor kelas teri itu ada yang cuma mempertahankan hidup. Untuk memberantasnya sistem pengupahan yang layak bagi birokrasi. Nah untuk yang besar harus dikejar bener untuk memberikan efek jera dan efek penghormatan terhadap hukum bagi masyarakat umum

  5. Korupsi itu, watak! (Cleptomaniac)

  6. kemiskinan faktor utama dlm negara kita, tidak sedikit hasil korupsi dibawa lari keluar negeri. delum lg laporan audit BPK yg tidak di tindak lanjuti dengan alasan terbentur dgn aturan yg telah ada, ini adalah alasan salah satu kajari yang ada di aceh. begitu juga dengan KPK yg di bentuk berdasarkan lanndasan hirarki perundang-undangan juga bablesan artinya tidak ada satu pun, laporan yang di usut ……flu burunng. secara aturan kita melihat apabila audit BPK terhdap daerah pasti sampai miliaran keuangan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. kan aneh KPK yang brthak melakukan pemerisaan 1 M keatas pada diam.

  7. berantas korupsi menurut saya, dari atas, bawah, tengah dan samping ….

  8. Korupsi akan bisa diminimalkan bila para koruptor dihukum mati seperti di china, dan hukuman matinya disiarkan secara langsung di televisi.

  9. Bos di indo ini korupsi itu ibarat pohon sudah mengakar mendarah daging sehingga mjadi rimbun daunnya bkn lg pohon yg baru ditanam……!!! Lha mulai dari aparat polisi,hakim,jaksa,penasehat hukum semuanya bisa diatur dgn duit…..duit…duit…bagaimana mau dibrantas…..BISA DIKATA “MALING BERTERIAK MALING” itulah Indonesia…..MAKANYA SAYA HIMBAU BAGI RAKYAT KECIL APALAGI MISKIN (seperti saya ini hee….ngaku deh…) PEGANGLAH MOTTO “JANGAN SEKALI-KALI BERURUSAN DENGAN YG NAMANYA HUKUM” pokoke diindonesia kalo orang kelaparan mencuri singkong ditangkap & dihukum 5 thn itu gara2 lapar karena miskin beda dgn orang yg berduit tinggal jabat tangan sambil ngasih amplop selesai masalah….

  10. Klo aq sih berantas koruptor dari atas dengan cara semua koruptor dihukum mati, hasil korupsi disita negara, maka koruptor kelas teri maupun kakap akan takut.
    Sekarang ini sudah berakar jadi susah untuk diberantas. Sedikit cerita nich; ketika dakon (dana rekonstruksi untuk korban gempa 27 Mei 2006) mulai dicairkan banyak yang disunat sehingga seharusnya terima Rp 15 juta banyak yang hanya terima kisaran Rp 10 – 12 juta.
    Karena apa ?
    Karena birokrat & masyarakat sering melihat contoh-2 koruptor tingkat kakap sampai kini pemberantasannya terkesan ‘tebang pilih’ maka wajar jika tingkat bawah pun ikutan merasakan nikmatnya hasil korupsi …… 🙂

  11. Nurut saya sih, semua jenis Korupsi dari semua lapisan harus diberantas. Mau memulai yang paling tepat ya dari diri masing-2 individu.

    Kunci permasalahannya adalah, bahwa bangsa ini telah kehilangan:

    • tuntunan
    • Terkotak-kotak
    • Tidak mempunyai visi kebangsaan dan visi untuk menyelamatka generasi
    • Kehilangan percaya diri
    • Tidak mempunyai figur kebangsaan

    Maka dengan lepasnya norma-2 kebangsaan akan lupa diri akan tumbuh egosentris.

  12. Berantas dari atas supaya hasilnya segera terlihat. Berantas dari bawah supaya nggak muncul lagi.

  13. TEMPE enaknya “Dimakan” 😀 Klo “koruptor” enaknya…suruh bagi-bagikan ke “rakyat” hasil korupnya buat kesejahteraan “mereka”. Terus pelakunya “bebasin” saja… lha wong “mereka” “kebal hukum”. KLo peluru “mereka” ngga kebal. Jadi “dor” aja… Dibrantas…mana bisa…lha wong “mereka” “kebal” segalanya kecuali : senpi, sajam, dan anak-istri(=untuk yg ini maksutnya korup utk kebutuhan anak-istri). endpoint…pokok utama kita sulit memberantas “KORUPSI” itu merupakan “BUDAYA”…nah jalan satu2nya adalah “MEMBANGUN MENTALITAS INDIVIDU”… Maklom di negara kita “KRISIS MENTAL”.

  14. Ngomong2 korupsi, berikut ini sajak dari Uda Taufik Ismail (bikinan 2005); selamat menikmati. . . . intinya. . . Indonesia belum merdeka dikarenakan korupsi. . .
    mau berantas korupsi? ANY WAY TO KILL CORRUPTION IS GOOD WAY! mau KPK kek, mau dari atas, dari bawah, dari dalem, dari luar, Juga OK. . .
    yg paling penting sih: DARI DIRI SENDIRI (paling gampang kan?)

    JANGAN-JANGAN SAYA SENDIRI JUGA MALLING
    Taufiq Ismail

    Kita hampir paripurna menjadi bangsa porak-poranda,
    terbungkuk dibebani hutang dan merayap melata sengsara di dunia.
    Penganggur 40 juta orang, anak-anak tak bisa bersekolah 11 juta murid,
    pecandu narkoba 6 juta anak muda, pengungsi perang saudara 1,5 juta orang,
    VCD koitus beredar 25 juta keping,
    kriminalitas merebak di setiap tikungan jalan
    dan beban hutang di bahu 1600 trilyun rupiahnya.

    Pergelangan tangan dan kaki Indonesia diborgol
    di ruang tamu Kantor Pegadaian Jagat Raya,
    dan di punggung kita dicap sablon besar-besar
    Tahanan IMF dan Penunggak Hutang Bank Dunia.
    Kita sudah jadi bangsa kuli dan babu,
    menjual tenaga dengan upah paling murah sejagat raya.

    Ketika TKW-TKI itu pergi lihatlah mereka bersukacita antri
    penuh harapan dan angan-angan di pelabuhan dan bandara,
    ketika pulang lihat mereka berdukacita
    karena ada majikan mungkir tidak membayar gaji,
    banyak yang dirotan disiksa malah diperkosa
    dan pada jam pertama mendarat di negeri sendiri diperas pula.

    Negeri kita tidak merdeka lagi, kita sudah jadi negeri jajahan kembali.
    Selamat datang dalam zaman kolonialisme baru, saudaraku.
    Dulu penjajah kita satu negara, kini penjajah multi-kolonialis banyak
    bangsa. Mereka berdasi sutra, ramah-tamah luarbiasa dan berlebihan
    senyumnya. Makin banyak kita meminjam uang mereka makin gembira
    karena leher kita makin mudah dipatahkannya.

    Di negeri kita ini, prospek industri bagus sekali.
    Berbagai format perindustrian, sangat menjanjikan, begitu laporan
    penelitian.
    Nomor satu paling wahid, sangat tinggi dalam evaluasi,
    hari depannya penuh janji,
    adalah industri korupsi.

    Prosedur investasi industri korupsi tidak dipersulit birokrasi sama
    sekali, karena iklim kondusif, banyak fihak partisipatif, cerah secara
    prospektif, sehingga sangat atraktif, pasti produktif, semangatnya
    kreatif,
    dan terhadap mereka yang reaktif dan negatif,
    akan dipasang penangkis kuda-kuda antisipatif.

    Shareholder, stakeholder dan keyholder industri korupsi ini lebar sekali,
    meliputi semua potongan hidung — pesek dan mancung –,
    lalu bentuk mata – sipit dan membuka –,
    visi dan misi, kelompok politisi, praktisi ekonomi seluas-luas profesi,
    dipayungi oleh kroni, hubungan famili, ikatan ideologi, suku itu dan ini
    dari mana saja provinsi.

    Apalagi di negeri kita lama sudah tidak jelas batas halal dan haram,
    ibarat membentang benang hitam di hutan kelam jam satu malam.

    Bergerak ke kiri ketabrak copet, bergerak ke kanan kesenggol jambret,
    jalan di depan dikuasai maling, jalan di belakang penuh tukang peras, yang
    di atas tukang tindas.
    Untuk bisa bertahan berakal waras saja di Indonesia hari ini, sudah untung.

    Penamaan koruptor sudah tidak menggigit lagi kini,
    istilah korupsi sudah pudar dalam arti.
    Lebih baik kita memakai istilah malling.
    Malling dengan dua el, membedakannya dari maling dengan satu el.

    Lihatlah para malling itu kini mencuri secara berjamaah.
    Mereka bersaf-saf berdiri rapat, teratur berdisiplin dan betapa khusyu’.
    Begitu rapatnya mereka berdiri susah engkau menembusnya.
    Begitu sistematik prosedurnya tak mungkin engkau menyabotnya.
    Begitu khusyu’nya, engkau kira mereka beribadah.
    Kemudian kita bertanya, mungkinkah ada malling yang istiqamah?

    Lihatlah jumlah mereka, berpuluh tahun lamanya,
    membentang dari depan sampai ke belakang,
    melimpah dari atas sampai ke bawah,
    tambah merambah panjang deretan saf jamaah.
    Jamaah ini lintas agama, lintas suku dan lintas jenis kelamin.

    Bagaimana melawan malling yang mencuri secara berjamaah?
    Bagaimana menangkap malling yang prosedur pencuriannya
    malah dilindungi dari atas sampai ke bawah?
    Dan yang melindungi mereka, ternyata,
    bagian juga dari yang pegang senjata dan yang memerintah.
    Bagaimana ini?

    Tangan kiri jamaah ini menandatangani disposisi
    MOU (Memorandum of Understanding) dan MUO (Mark Up Operation),
    tangan kanannya membuat yayasan beasiswa,
    asrama yatim piatu dan sekolahan.

    Kaki kiri jamaah ini melakukan studi banding pemerasan
    dan mengais-ngais upeti ke sana ke mari,
    kaki kanannya bersedekah, pergi umrah dan naik haji.

    Otak kirinya merancang prosentase komisi pembelian,
    pembobolan bank dan pemotongan anggaran,
    otak kanannya berzakat harta, bertaubat nasuha
    dan memohon ampunan Tuhan.

    Bagaimana caranya melawan malling begini yang mencuri secara berjamaah?
    Jamaahnya kukuh seperti benteng kraton,
    tak mempan dihantam gempa dan banjir bandang,
    malahan mereka juru tafsir peraturan dan merancang undang-undang,
    penegak hukum sekaligus penggoyang hukum, berfungsi bergantian.

    Bagaimana caranya memroses hukum malling yang jumlahnya ratusan ribu,
    bahkan kini sudah jutaan, cukup membentuk sebuah negara mini,
    meliputi mereka yang pegang kendali perintah,
    eksekutif, legislatif, yudikatif dan dunia bisnis,
    yang pegang pestol dan mengendalikan meriam, yang berjas dan berdasi.
    Bagaimana caranya?

    Mau diperiksa dan diusut secara hukum?
    Mau didudukkan di kursi tertuduh sidang pengadilan?
    Mau didatangkan saksi-saksi yang bebas dari ancaman?
    Hakim dan jaksa yang steril bersih dari penyuapan?
    Percuma. Buang tenaga.
    Seratus tahun pengadilan, setiap hari 12 jam dijadwalkan
    Insya Allah tak akan habis, tak akan terselesaikan.
    Dua puluh presiden kita turun dan kita naikkan,
    Masalah ruwet kusut ini tak habis teruraikan.

    Kita selama ini sudah terperangkap, terjerembab, terikat, terjerat dalam
    sistem yang kita sendiri buat,
    sistem yang ruwet, kusut, keriting dan berbelit sangat,
    yang dari padanya, rakyat tidak mendapat manfaat.
    Dan karena kita semua terlibat,
    merubahnya seperti kita tak lagi dapat.

    Jadi, saudaraku, bagaimana caranya? Kita harus membujuk mereka.
    Bagaimana caranya supaya mereka mau dibujuk, dibujuk, dibujuk
    agar bersedia mengembalikan jarahan yang bertahun-tahun
    dan turun-temurun sudah mereka kumpulkan.
    Kita doakan Allah membuka hati mereka,
    terutama karena terbanyak dari mereka orang yang shalat juga,
    orang yang berpuasa juga, orang yang berhaji juga,
    orang yang melakukan kebaktian di gereja, pergi ke pura dan vihara juga.
    Kita bujuk baik-baik dan kita doakan mereka,
    agar bersedia kepada rakyat mengembalikan jarahan mereka.

    Celakanya, jika di antara jamaah malling itu ada keluarga kita,
    ada hubungan darah atau teman sekolah, maka kita cenderung tutup mata, tak
    sampai hati menegurnya.

    Celakanya, bila di antara jamaah malling itu
    ada orang partai kita, orang seagama atau sedaerah,
    kita cenderung menutup-nutupi fakta, hukumnya lalu dimakruh-makruhkan dan
    diam-diam berharap semoga kita mendapatkan cipratan harta
    tanpa ketahuan siapa-siapa.

    Malling ini adalah kawanan anai-anai dan rayap sejati.
    Dan lihat kini jendela dan pintu rumah Indonesia dimakan rayap.
    Kayu kosen, tiang, kasau, jeriau rumah Indonesia dimakan anai-anai.
    Dinding dan langit-langit, lantai rumah Indonesia digerogoti rayap. Tempat
    tidur dan lemari, meja kursi dan sofa, televisi rumah Indonesia dijarah
    anai-anai.
    Pagar pekarangan, bahkan fondasi dan atap rumah Indonesia
    sudah mulai habis dikunyah-kunyah rayap.
    Rumah Indonesia menunggu waktu, masa rubuhnya yang sempurna.

    Aku berdiri di pekarangan, terpana menyaksikannya.
    Tiba-tiba datang serombongan anak muda dari kampung sekitar.
    “Ini dia rayapnya! Ini dia Anai-anainya!” teriak mereka.
    “Bukan. Saya bukan Rayap, bukan!” bantahku.

    Mereka berteriak terus dan mendekatiku dengan sikap mengancam.
    Aku melarikan diri kencang-kencang.
    Mereka mengejarkan lebih kencang lagi.
    Mereka menangkapku.
    “Ambil bensin!” teriak seseorang.
    “Bakar Rayap!” teriak mereka bersama.
    Bensin berserakan dituangkan ke kepala dan badanku.
    Seseorang memantik korek api.

    Aku dibakar.
    Bau kawanan rayap hangus.
    Membubung
    Ke udara.

  15. Pemberantasan korupsi harusnya dilaksanakan dari atas maupun bawah. Tidak ada istilah mana yang lebih dulu, tapi serempak.

    Karena klo dari atas dulu….yang bawah makin parah. Sebaliknya,klo dari bawah dulu….duit negara keburu bangkrut karena yang diatas dibiarkan korupsi.

    Jadi berantas korupsi dari atas maupun bawah, hingga ke akar-akarnya.

    Salam kenal, 😀

  16. Trims buat yang ngirim sajaknya Taufik Ismail, mengharukan dan bikin merinding bulu roma.

    Buat yang di luar jajaran pemerintah emang gampang bilang gini atau gitu. Yang terjebak di dalamnya (seperti aku) paling bisa bilang bahwa yang harus diubah adalah sistemnya. Dan itu butuh kemauan kuat dari Top pimpinannya (RI-1). Pejabat-pejabat yang diperiksa itu ‘kan ujung-ujungnya malahan adu tawar aja dengan yang meriksa!

  17. budaya (???) korupsi udah jadi kebanggaan daripada kerasamaluan (mo nulis kemaluan gak enak hehe) di kita, pak.gak mau munafik, saat saya masih kecil aja sering korupsi. dijatah tempe 2 potong per orang, ngambilnya 2 1/2, 1 1/2 buat adik yang lebih kecil arena lebih muda. di sekolah dan kuliah juga saya sering melihat teman yang nyontek hanya untuk korupsi nilai.mau protes kok malah dicemooh.gak protes, miris juga ngeliatnya.tapi saya sangat sangat setuju kalau korupsi itu memang harus diberantas dari bawah.ayo, bersih bersih tong samsam! 😀

  18. menurut gue sih…pemberantasan koruptor tuh gampang….
    1. selidiki kebenarannya..
    2. jika dah benar..tembak dimanapun dia berada…tapi peringatkan dia dulu, bahwa ia akan ditembak..
    bagaimana jika dia mengembalikan dana yang dikorup sebelum ia mati ditembak?
    tetap tembak saja…ada berapa orang yang mati kelaparan gara – gara dana dikorupsi?…kalaupun uang dikembalikan, apa nyawa orang – orang yang kelaparan bisa dikembalikan??….kalo si koruptor bisa mengembalikan nyawa sih gak masalah..apalagi menjadikan orang yang kelaparan jadisehat lagi…..
    3. Sita dana yang dikorupsinya, karena kalo dana – dana yang lain diikutkan juga…kasihan keluarganya yang gak bersalah…
    4.untuk keluarganya yang gak bersalah jangan diikutkan dan jangan dikucilkan…
    5. jika ada keluarganya yang ikut – ikutan..tembak juga di tempat…
    GAMPANG KAN………?…..
    Betindak adil itu memang susah…butuh kekuatan hati yang tinggi supaya bisa mengalahkan perasaan dan sempitnya akal pikir.
    Karena koruptor…banyak rakyat yang kena getahnya..penyakit, amburadul, jadi pengemis, jadi pelacur, jadi mayat..jadi rampok, dll.
    ……..”Tumpas kelor bagi koruptor…dan pembantu – pembantunya”……..

  19. termasuk pembatu – pembantu yang menutupi kebenaran…tuh juga tumpas…..
    gimana solusiku?
    keras…jelas..korupsi jauh lebih keras daripada kematian….akibat korupsi, bisa membuat hidup rakyat menderita dan sengsara.

  20. Hmm,
    sejak kapan ada korupsi di negeri ini?
    siapa yang telah memulai korupsi?
    saya memang bodoh pakdhe, tidak tahu dari dan ke mana memberantas korupsi.

  21. berantas korupsi dari diri sendiri !!

  22. Syukuri apa yg ada……. hidup adalah anugerah. Jika setiap saat kita pandai bersyukur niscaya terhindar dari penyakit korupsi

  23. Ada satu cara unik memberantas korupsi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
    Ayo Berantas Korupsi di Negeri ini

  24. RIWAYAT PARA KORUPTOR DI NEGERI SAYA.
    Ada mbahnya koruptor ,tingkatnya diatas paus biru(GA TAHU APA NAMANYA).Mungkin Loch Ness.Disebutnya juga koruptor top markotop,JADI LEBIH ATAS DARI TOP.Setiap dipanggil oleh pengadilan mendadak sakit keras dan resmi ,,sakit sungguhan,,kata dokternya.Tapi kalau nggak ada siapa-siapa ,cengengesan,ketawa-tawa tidak ada kesan sakit sama sekali.Maka pak hakim,pak jaksa,pak polisi,pak pengacara,pak pemberantas korupsi ,dan pak-pak lain semua jatuh kasian.Maka mbahnya koruptor itupun selamat tidak pernah diadili oleh pengadilan dunia fana,karena semua bisa disuap (maksudnya diberi makan bubur nestle kaya bayi 5 bulan.)Dan akhirnya si kuruptor markotop tadi meninggalkan dunia,menuju akerat dengan simpanan harta untuk 10 turunan lebih,tanpa habis habis.Sayang ketika meninggal ,dia lupa tidak membawa uang seperakpun.Ketika diadili di pengadilan akherat ,dia terkejut bukan kepalang. Ternyata pengadilan di akherat tidak kemaruk akan uang,ditawari saham,rekening,giro,cek(dia nggak bawa uang kontan),malah marah bukan main.
    Akhirnya si embahbuyut koruptor tersebut dihukum,sepanjang masa tanpa batas waktu,permanen,kekal abadi,tidak ada akhir.Dia disuruh makan uang api terus menerus ,keluar dari dubur,dimakan lagi,keluar lagi,dimakan lagi……………….
    Ih,ngeri sekali deh.Tidak percaya?Silahkan tanya sendiri kepada yang bersangkutan.Kepada para koruptor silahkan baca ini.Kalau anda percaya dan bertaubat,anda akan selamat di akherat kelak.Kalau tidak percaya pasti akan anda alami sendiri………..Hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii,,ngeri deh

  25. Komisi pemberantasan korupsi belum maksimal, menurut saya perlu ada perubahan dimana lembaga kpk jangan dibentuk oleh pemerintah tetapi inisiatif dari masyarakat atau pilihan masyarakat yang INDEPENDENT. personal kpk dipilih sendiri oleh masyarakat misalnya dari personal TNI angkatan darat, personal TNI angkatan laut, personal TNI angkatan udara, FPI, para ulama, mahasiswa hukum, dan masyarakat kecil yang pernah menjadi korban ketidak adilan,


Tinggalkan Balasan ke lontong Batalkan balasan

Kategori