Oleh: Rovicky | Juni 12, 2009

Kalau Udah Lulus Emang Mau Kemana?


Wartateknik, Edisi 3, Vol II, September 2007. | Kategori : artikel

Hampir setiap mahasiswa yang lulus dari kuliah tentunya lega, seneng, mbungahi.. syukuran. Apalagi sudah lulus dapet ijazah dan diwisuda. Serasa tugas dipundak sudah hilang semua, sudah boleh bebas tidak lagi dikejar-kejar dosen.

Ada beberapa jalan yang dapat diambil seorang lulusan baru. Jalan yang ada tidak hanya satu. Banyak jalan menuju sukses, kan? paling tidak ada tiga jalan yang biasa dipilih setelah lulus sarjana : 1) Mencari kerja (menjadi pekerja) 2) Menciptakan lapangan kerja atau 3) Sekolah lagi.

Sekolah lagi

Jalan yang dipilih oleh lulusan baru (fresh graduate) ini paling banyak adalah bekerja mencari uang. Namun selain itu ada juga jalan lain yang dapat ditempuh yaitu meneruskan kuliah lagi. Yang lulus S1 dapat meneruskan ke jenjang S2,yang lulus S2 dapat meneruskan program doktoral (S3). Lah yang lulus doktoral (S3), masih bisa ambil postdoc (post doctoral). Habis itu ngapain lagi? Sekolah ada kelulusanya tapi belajar tidak ada berhentinya.

Menjadi pekerja- Bekerja untuk orang lain

Ini adalah pilihan yang paling banyak dipilih, mencari informasi lowongandapat diperoleh lewat koran, website ketenagakerjaan, ataupun website perusahaan itu sendiri, web headhunter (perusahaan yang mencarikan pekerjaan). Info ini bahkan lewat mailist. Aplikasi hanya dikirim melalui e-mail. Jadi mencari pekerjaan saat ini dapat dilakukan dimana saja, tanpa harus mendatangi kantor pusat yang sering kali justru menghabiskan banyak biaya.

Menciptakan lapangan kerja- Bekerja untuk diri sendiri

Fresh graduate selalu berusaha mencari kerjamungkin karena belum atau tidak ada keyakinan akan kesukseasanatau barangkali tidak tahu lika-liku mencari keuntungan bisnis yang bukan dari sekedar memperoleh gaji. Setelah lama bekerja kadang baru akan muncul jiwa bisnis yang alasanyapun bermacam-macam, ada yang karena di PHK, ada yang karena dapat pesangon, namun ada juga yang karena tahu bahwa sebenarnya “gaji” yang diperolehnya tidak sepadan, faktor ketidakpuasan ini akhirnnya memicu untuk membuat usaha mandiri.

Rata-rata orang Indonesia sendiri tidak (belum kuat) memiliki mentalitas bekerja sendiri. Menurut pemikiran sederhana ini rasanya sulit seseorang yang lulus langsung dapat menjadi entrepreneur, walaupun bukan hal yang tidak mungkin. Peluang selalu saja ada, keberanian mencoba hal baru itu yang tidak mudah.

Wartateknik, Edisi 3, Vol II, September 2007.


Tanggapan

  1. Kalo saya cari kerja dulu… Baru nerjain orang…hehe…


Tinggalkan komentar

Kategori